Belajar Fisika Reaktor Tak Terbatas Ruang dan Waktu dengan Inovasi Api Rela Membara

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Belajar fisika reaktor kini tidak lagi terbatas ruang atau laboratorium sains. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengembangkan aplikasi yang memudahkan diakses oleh perguruan tinggi seluruh Nusantara. Inovasi tersebut dinamakan Aplikasi Internet Reactor Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Fisika Reaktor atau Api Rela Membara. 

Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan mengatakan, Api Rela Membara merupakan layanan media pembelajaran praktikum fisika jarak jauh menggunakan jaringan internet dan video conference. Inovasi ini dikembangkan dengan konsep layanan Internet Reactor Laboratory (IRL), yang bisa diakses publik melalui https://irlkartini.batan.go.id. 

“Layanan IRL hadir menawarkan inovasi baru sebagai media pembelajaran daring praktikum fisika reaktor secara real-time yang pertama dan satu-satunya di Indonesia,” jelas Anhar saat presentasi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020 di Kantor Kementerian PANRB, secara virtual beberapa waktu lalu. 

Api Rela Membara merupakan karya Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA). Layanan IRL mengadopsi program reaktor PULSTAR di North Carolina State University yang telah disesuaikan dengan kapasitas reaktor kartini, serta kebutuhan kurikulum perguruan tinggi di Indonesia. 

Inovasi IRL mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan dari sisi penyedia maupun pengguna layanan. Anhar menegaskan, mahasiswa dapat melakukan praktikum fisika reaktor menggunakan reaktor kartini secara langsung tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bentuk keterlibatan pihak perguruan tinggi yaitu ikut serta dalam perancangan pemrograman basis data, pembangunan data akuisisi, sampai pelaksanaan uji coba layanan IRL. 

Saat ini terdapat lebih dari 90 program studi perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki pembelajaran terkait fisika reaktor. Namun tidak satu pun perguruan tinggi tersebut memiliki fasilitas laboratorium fisika reaktor. Layanan IRL hadir menawarkan inovasi baru berupa pembelajaran daring secara praktikal, visual dan data real-time. 

Anhar menjelaskan, bentuk keterlibatan pihak perguruan tinggi yaitu ikut serta dalam perancangan pemrograman basis data, pembangunan data akuisisi, sampai pelaksanaan uji coba layanan IRL. Koordinasi juga dilakukan untuk pembangunan server dan web service serta pembaharuan modul video conference. Kolaborasi bersama International Atomic Energy Agency (IAEA) sampai saat ini terus dilakukan dalam proses modernisasi infrastruktur pendukung, pendanaan berbagai kegiatan hingga penyediaan tenaga ahli. 

Inovasi Api Rela Membara sangat memungkinkan untuk diadaptasi baik secara infrastruktur maupun dari segi konsep. Selain itu, konsep pembelajaran daring juga bisa diterapkan untuk fasilitas laboratorium lain non-reactor sesuai dengan kebutuhan sistem pendidikan di Indonesia. Proses pembangunan sistem tersebut hanya memerlukan perangkat data akuisisi digital, computer server, web service, peralatan video conference, dan fasilitas laboratorium sebagai obyek pembelajaran. 

Untuk meningkatkan kualitas layanan, evaluasi telah dan akan terus dilakukan. “Rencana pengembangan layanan IRL juga telah dibuat dan ditargetkan dapat mencakup aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan secara berkelanjutan,” ungkap Anhar. (p/ab)